Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah secara Aerob dan Anaerob
23 November 2023, Tim i-EARN SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta menyelenggarakan teleconference dengan tema “Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah secara Aerob dan Anaerob”. Acara yang dilaksanakan di ruang konferensi diikuti 70 peserta yang terdiri dari siswa fase E, kelas XI, XII , kepala sekolah dan tim i-EARN. Prof. Sunardi, S.Si., M.Sc., Ph.D. yang merupakan alumnus Si dan S2 UGM dan S3 Tokyo University of Agriculture and Technology bidang Symbiotic Science of Environment and Natural Resources menjadi narasumber dalam acara ini. Saat ini beliau menjadi guru besar program studi kimia FMIPA ULM (Universitas Lampung Mangkurat) dan ketua LPPM ULM (2023-2027), yang merupakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Apa sich alasan mengapa kegiatan teleconference kali ini mengambil tema “Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah secara Aerob dan Anaerob”?. Begini, sampah menjadi masalah di semua tempat dan sampai sekarang belum terselesaikan dengan baik, karena kesadaran untuk memilah dan memilih, membuang sampah masih rendah. Bahkan, jalan menjadi tempat paling mudah untuk membuang sampah sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan menjadi polusi udara di sekitarnya. Mencontoh budaya di Jepang bagaimana penanganan sampah disana, anak-anak sejak kecil sudah dilatih bagaimana memilah, memilih dan membuang sampah atau memanfaatkan sampah baik yang plastik, maupun yang organik. Maka, ayo kita belajar bersama-sama bagaimana menangani sampah yang cukup banyak di sekitar kita !
Dari hasil penelitian di banyak TPA, maka 60% sampah yeng terbuang di TPA didominasi oleh sampah organik, sampah sisa-sisa makanan dan buah-buahan. Tumpukan sampah organik tersebut jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah, seperti bau tidak sedab di lingkungan sekitarnya. Air dari larutan sampah juga mencemari sumur disekitar TPA. Oleh karen itulah pengolahan sampah sudah sangat diperlukan baik di lingkungan rumah tangga, seklah atau instansi lainnya.
Berdasarkan teknologi prosesnya, pengolahan sampah dapat dibedakan menjadi proses aerobic, yaitu proses pengolahan yang membiarkan adanya oksigen sehingga menjadi kompos, dan proses anaerobic, yaitu proses pengolahan sampah dengan membatasi/mencegah adanya oksigen sehingga sampah dapat terfermentasi atau membusuk (dalam lubang tertutup).
Pernah melihat komposter aerob? Komposter aerob adalah tempat untuk mengolah sampah basah yang terbuat dari tong plastik yang diberi lubang dan dilengkapi dengan paralon untuk aerasi. Atau bisa juga dengan menggunakan ember tumpuk yang sudah ditemukan oleh dosen pertanian UGM yang sudah dipatenkan atau dapat juga menggunakan tong biru bekas bahan kimia. Sisa-sisa makanan dan buah atau sampah organik lainnya yang ada di sekolah atau di rumah dapat dimasukkan ke dalam ember tumpuk atau tong biru tersebut, sehingga dapat mengkomposkan sampah-sampah organik. Dari sampah di ember tumpuk tersebut, maka dapat dihasilkan kompos, pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat dan cair dapat digunakan untuk pupuk tanaman di rumah atau sekolah, dll. Bagaimana pengolahan sampah dengan sistem komposter unit ? Mula-mula sampah organik di cacah sebelum masuk komposter, kemudian campukan 1 gelas EM4, 1 gelas gula pasir dan 50 gelas air.
Bagaimana pengeolahan sampah dengan proses anaerob? Sampah-sampah organik yang akan diolah dengan proses anaerob syaratnya sampah tersebut belum membusuk (sisa-sisa buah, sayur atau makanan yang masih segar), sehingga dapat menghasilkan eco enzyme. Eco enzyme diperkenalkan secara luas oleh Dr. Joean Oon seorang peneliti Naturopathy dari Penang Malaysia. Eco enzyme merupakan cairan alami serba guna yang merupakan hasil fermentasi anaerob dari gula meraha atau molase, sisa buah/sayuran yang masih segar dan air (air kran, air hujan, air buangan AC, dll). Dengan membuat eco anzyme maka kita telah mengolah sebagian besar sampah kita dan mengurangi beban TPA.
Beberapa siswa begitu antusias bertanya kepada narasumber tentang pengolahan sampah cara dan pemanfaatannya. Dua jam berlalu tidak terasa mengikuti acara teleconference, besar harapan pengetahuan pengolahan sampah ini benar-benar dipraktekkan di rumah, sekolah, dan lingkungan tempat tinggal, agar sampah tidak menumpuk, merusak pemandangan, mencemari lingkungan. (DK)