WAKTU MUSTAJAB UNTUK BERDOA

Waktu terbaik untuk berdoa

Setiap saat, setiap waktu, juga baik digunakan untuk berdoa. Namun, ada beberapa waktu yang lebih baik dengan jaminan terkabulnya doa itu. Waktu-waktu tersebut adalah,

  1. Hari Jumat, dasarnya adalah dua hadis berikut,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَـقَالَ فِيهِ سَاعَـةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبـْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا [رواه البخاري].

Dari Abu Hurairah (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw menyebut tentang hari Jumat, lalu beliau bersabda: Pada hari itu ada suatu waktu yang tidak dijumpai oleh seorang hamba muslim yang sedang shalat dengan berdoa memohon sesuatu kepada Allah kecuali akan dikabulkan doanya. Rasulullah saw mengisyaratkan dengan tangannya tentang singkatnya waktu itu [H.R. al-Bukhari].

عَنْ أَبِيْ بُرْدَةَ بْنِ أَبِيْ مُوْسَى اَْلأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ لِيْ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ اْلإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاةُ [رواه مسلم].

Dari Abu Burdah bin Abu Musa al-Asy‘ari (diriwayatkan), ia berkata: Abdullah bin Umar bertanya kepada saya: Apakah kamu mendengar ayahmu bercerita tentang Rasulullah saw mengenai sesuatu saat pada hari Jumat?  Abu Burdah berkata: Saya menjawab: Ya, saya mendengar ayahku bercerita: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Adalah waktu antara imam duduk sampai shalat dilaksanakan [H.R. Muslim].

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ ». يُرِيدُ سَاعَةً « لاَ يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

Jabir bin Abdullah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda; “Hari jum’at itu dua belas -maksudnya jam- dan tidak di dapati seorang muslim pun yang meminta kepada Allah kecuali Allah ‘azza wajalla akan mengabulkannya, maka bersegeralah untuk mendapatkannya pada waktu-waktu akhir setelah Ashar.” (Ibnu Hajar mengatakan : H.R. Abu Dawud

 

2. Sepertiga malam terakhir

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُوْلُ مَنْ يَدْعُوْنِيْ فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِيْ فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ [رواه البخاري، واللفظ له، ومسلم].

Dari Abu Hurairah (diriwayatkan), bahwa Rasulullah saw bersabda: Tuhan kami (Allah) tabaraka wa ta‘ala turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir seraya berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni [H.R. al-Bukhari dan Muslim, dengan lafaz al-Bukhari].

3. Antara azan dan ikamat

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَاْلإِقَامَةِ [رواه أبو داود والترمذي وأحمد].

Dari Anas Ibn Malik (diriwayatkan), ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Tidak akan tertolak doa yang dipanjatkan antara azan dan ikamat [H.R. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ahmad].

4. Waktu bersujud

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ [رواه مسلم].

Dari Abu Hurairah (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw bersabda: Seorang hamba paling dekat dengan Tuhannya adalah tatkala ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa (pada saat itu) [H.R. Muslim].