Perjalanan Hidup Manusia dan Kehendak Allah SWT.
Perjalanan hidup manusia di alam dunia ini hanyalah sebentar saja. Orang Jawa mengatakan sekedar mampir ngombe ( sebatas singgah minum).
Usia manusia di mulai dari lahir sampai tua lagi, dari kondisi lemah, kuat dan lemah kembali. Sebagaimana yang telah di sebutkan dalam firman Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
"Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 54)
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah Swt. mengingatkan (manusia) akan fase-fase yang telah dilaluinya dalam penciptaannya, dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Asal mulanya manusia itu berasal dari tanah liat, kemudian dari air mani, kemudian menjadi 'alaqah, kemudian menjadi segumpal daging, kemudian menjadi tulang yang dilapisi dengan daging, lalu ditiupkan roh ke dalam tubuhnya.
Setelah itu ia dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan lemah, kecil, dan tidak berkekuatan. Kemudian menjadi besar sedikit demi sedikit hingga menjadi anak, setelah itu berusia balig dan masa puber, lalu menjadi pemuda. Inilah yang dimaksud dengan keadaan kuat sesudah lemah.
Kemudian mulailah berkurang dan menua, lalu menjadi manusia yang lanjut usia dan memasuki usia pikun, dan inilah yang dimaksud keadaan lemah sesudah kuat. Di fase ini seseorang mulai lemah keinginannya, gerak, dan kekuatannya, rambutnya putih beruban, sifat-sifat lahiriah dan batinnya berubah pula. Karena itulah maka di sebutkan oleh firman-Nya:
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. (Ar Ruum:54)
Yakni Dia berbuat apa yang dikehendaki-Nya dan mengatur hamba-hamba-Nya menurut apa yang dikehendaki-Nya.
dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa. (Ar Ruum:54)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Fudail dan Yazid. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Fudail ibnu Marzuq, dari Atiyyah Al-Aufi yang mengatakan bahwa ia membacakan kepada Ibnu Umar firman Allah Swt.: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali). (Ar Ruum:54) Ibnu Umar membacakan pula firman-Nya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali). (Ar Ruum:54) Kemudian Ibnu Umar berkata, "Aku belajar dari Rasulullah Saw. ayat ini sebagaimana yang kamu bacakan kepadaku, dan aku menerimanya dari beliau sebagaimana aku menerimanya darimu."
Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi meriwayatkannya pula yang dinilai oleh Imam Turmuzi sebagai hadis hasan, melalui hadis Fudail dengan sanad yang sama. Imam Abu Daud meriwayatkannya melalui hadis Abdullah ibnu Jabir, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id dengan lafaz yang semisal.
Allah juga Maha berkehendak, sehingga Allah mewafatkan dan memperpanjang usia sampai pikun.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا للّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰٮكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰۤى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـئًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ
"Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Kuasa."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 70)
Allah Swt. menyebutkan tentang kekuasaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya, bahwa Dialah yang menciptakan mereka dari tiada, kemudian setelah itu Dia mematikan mereka. Di antara mereka ada sebagian orang yang dibiarkan-Nya berusia lanjut hingga memasuki usia pikun, yakni menjadi lemah kembali tubuhnya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Allah, Dialah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kalian) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat. (Ar Ruum:54), hingga akhir ayat.
Telah diriwayatkan dari Ali r.a. bahwa usia yang paling lemah atau usia pikun ialah tujuh puluh lima tahun. Dalam usia ini seseorang akan memudar kekuatannya dan menjadi lemah, tubuhnya rapuh, hafalannya buruk (pelupa), dan pengetahuannya berkurang. Karena itulah dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
...supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya.
Artinya, pada mulanya seseorang menjadi orang yang berpengetahuan, kemudian dalam usia pikun jadilah dia orang yang pelupa dan linglung.
Karena itulah Imam Bukhari di dalam kitab tafsirnya yang membahas ayat ini mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Harun ibnu Musa Abu Abdullah Al-A'war, dari Syu'aib, dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah Saw. pernah berucap dalam doanya: Aku berlindung kepada Engkau dari kekikiran, malas, pikun, umur yang paling lemah, siksa kubur, fitnah Dajjal serta fitnah kehidupan dan kematian.