AMALAN-AMALAN BULAN SYA'BAN MENURUT MUHAMMADIYAH
AMALAN BULAN SYA'BAN
Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan Islam sekaligus sebagai gerakan tajdid mempunyai ciri gerakan memurnikan ajaran Islam dari berbagai amalan yang bukan berasal dari sumber Al-Qur'an dan al-Hadis Maqbulah. Terkait dengan bulan SYA'BAN ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih telah memberikan rambu-rambu dalam mengisi bulan SYA'BAN.
Berikut amalan-amalan yang disunnahkan untuk dikerjakan di Bulan Sya’ban dan juga amalan-amalan yang seharusnya dihindari pada bulan Sya’ban.
Adapun amalan-amalan yang harus dihindari bagi warga Muhammadiyah terkait dengan bulan Sya'ban adalah:
Pertama, kegiatan yang dilakukan kebanyakan masyarakat kira adalah amalan yang bersumber dari budaya atau tradisi seperti Sadranan yang merupakan amalan yang bersumber dari upacara Srada pada masa majapahit, kemudian diubah namanya oleh para pendakwah menjadi Sadranan yang berupa Ziarah kubur.
“Menziarahi makam itu diperbolehkan, namun ketika kita melakukan Sadranan dalam rangka mengkhususkan ziarah atau doa kepada leluhur kita dan mengkhususkan pada bulan Sya’ban, maka itu merupakan budaya peninggalan yang kita hindari.
Kedua, amalan yang bersumber dari hadits palsu, seperti amalan Nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban) yaitu pada tanggal 15 Sya’ban. “Kita puasa Ayyamul Bidh itu tidak apa-apa, namun kalau puasa di tanggal 15 saja dan dengan mengamalkan amalan seperti Shalat Nisfu Sya’ban pada malam harinya, hadistnya sudah ada dalam kitab maudhu’at atau kitab kumpulan hadits palsu”.
Adapun amalan-amalan yang dianjurkan sesuai Sunnah adalah,
Pertama, puasa sunnah, mengkaji amalan-amalan pada Bulan Ramadhan, dan membayar hutang puasa.
Amalan yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW pada bulan Sya’ban adalah memperbanyak puasa sunnah, sebagaimana dalam hadits riwayat Tirmidzi dari Aisyah r.a “Nabi SAW belum pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari bulan Sya’ban. Sesungguhnya beliau berpuasa di bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Tirmidzi)
Selain itu, amalan yang juga disunnahkan pada bulan Sya’ban adalah mengkaji amalan-amalan bulan Ramadhan atau mempersiapkan kehadiran Bulan Ramadhan. “Seringkali para sahabat berkumpul bersama nabi dan bertanya tentang amalan bulan Ramadhan,”.
Bulan Sya’ban ini bagi umat Islam yang belum membayar hutang puasa untuk disegerakan membayar hutang puasa.
Kedua, Bulan Sya’ban itu termasuk bulan yang istimewa, karena pada bulan tersebut amalan-amalan manusia akan diangkat kehadirat Allah SWT.
“Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal saleh), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunnah.” (HR. Tirmidzi).