TATA CARA DUDUK ANTARA 2 SUJUD
Tuntunan Shalat Dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT)-7
TATA CARA DUDUK ANTARA 2 SUJUD
dalam Redaksi HPT
Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim (fardlu ain) yang harus dilaksanakan sebagai konskuensi melaksanakan ikrar (sumpah) dua kalimat syahadat. Perintah shalat dapat kita temukan dalam Al-Quran dan sunnah Rasul, sebagaimana yang ditulis dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah :
Dalam firman Allah Qs. An-Nisa 103
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا (سُورَةُ النٍّسَاءِ: 103)
Apabila kamu telah selesai shalat, maka ingatlah kepada Allah, sewaktu berdiri, duduk dan berbaring. Kemudian kalau sudah amat tenteram, maka kerjakanlah shalat itu (sebagaimana biasa), sesungguhnya shalat itu diwajibkan kepada orang-orang yang mukmin, dengan tertentu waktunya.(QS. An-Nisa:103)
Al-Quran surat Ali Imran 30 :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (سُورَةُ ال عمران: 31)
Berkatalah (hai Muhammad): Bila kamu cinta kepada Allah, maka ikutilah aku, pasti Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah itu yang Maha Pengampun dan Yang Maha Pengasih. (QS. Ali Imran:30)
Dalam hadits riwayat Muttafaq alaih
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ الله رَضِىَ اللهِ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُولِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ اَهْلِ نَجْدٍ ثَائِرَ الرَّأْسِ نَسْمَعُ دَوِىَّ صَوتِهِ وَلاَ نَفْقَهُ مَايَقُولُ حَتَّى دَنَا فَاِذَا هُوَ يَسْاَلُ عَنِ الاِسْلاَمِ: فَقَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِى اليَوْمِ وَاللَّيلَةِ: فَقَالَ: هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا؟ قَالَ: لاَ, اِلاَّ اَنْ تَطَوَّعَ. (الحَدِيْثَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Hadis dari Thalhah bin Ubaidillah bahwa ada seorang laki-laki penduduk Najed yang kusut rambut kepalanya, datang kepada Rasulullah saw. yang kami dengar dengungan suaranya, tetapi tidak memahami apa yang dikatakannya sehingga setelah dekat rupanya ia menanyakan tentang Islam; maka sabda Rasulullah saw. :Shalat lima waktu dalam sehari semalam. Kata orang tadi:Adakah lagi kewajibanku selain itu? Jawab Nabi saw. :Tidak, kecuali bila kamu hendak bertathawwu (shalat sunnat). (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim).
عَنْ مَالِكِ بْنِ الحُوَيْرِثِ رَضِىَ اللهِ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى اُصَلِّى. (رَوَاهُ البُخَارِى)
Hadits dari Malik bin Huwairits ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku melakukan shalat. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari).
Redaksi duduk antara dua sujud dalam HPT adalah :
Lalu angkatlah kepalamu dengan bertakbir dan duduklah tenang dengan berdoa: Alla-hum maghfirli- warhamni- wajburni- wahdini- warzuqni-
Dalilnya adalah ;
لِمَا رُوِىَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِىَّ صلعم كَانَ يَقُولَ بَينَ السَّجْدَتَينِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدَنِى وَارْزُقْنِى (رَوَاهُ التِّرمِذِىُّ كَمَا فِى نَيلِ الاَوْطَارِ).
Artinya Mengingat hadits yang diriwayatkan oleh at-tirmidzi dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi saw. di antara kedua sujud mengucapkan; Alla-hummagh firli- warhamni- wajburni- wahdini- war zuqni-. (Tersebut dalam kitab Nailul Authar).
Lalu sujudlah kedua kalinya dengan bertakbir dan membaca tasbih seperti dalam sujud yang pertama. Kemudian angkatlah kepalamu dengan bertakbir,
Dalilnya adalah ;
لِقَولِهِ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(الحجّ: 77).
Karena firman Allah: Hai orang-orang mumin, hendaklah kamu ruku, sujud dan sembahlah Tuhanmu serta berbuatlah kebaikan, agar kamu berbahagia.(Hajj 77)
لِحَدِيْثِ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: كَانَ رَسُولِ اللهِ صلعم يَقُولُ فِى رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبْحَانَكَ. الحديث. (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ)
Menilik hadits Sayyidatina Aisyah ra. menceritakan, bahwa Rasulullah saw. dalam ruku dan sujudnya beliau mengucapkan; subha-nakalla-humma rabbana- wa bihamdikalla-hummagh firli- …. Seterusnya hadits. (Muttafaqun Alaih atau diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
لِحَدِيْثِ خُذََيْفَةَ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِىُّ صلعم فَكَانَ يَقُولُ فِى رُكُوعِهِ سُبْحَانَكَ رَبِّىَ العَظِيمِ وَفِى سُجُودِهِ سُبْحَانَكَ رَبِّىَ الاَعْلَى (الحديث رواه الخمسة وصحّحه التّرمذى). وَحَدِيْثِ عَائِشَةَ رض اَنَّ رَسُولِ اللهِ صلعم كَانَ يَقُولُ فِى رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ المَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ. (رواه أَحْمَدُ وَ مُسْلِمٌ وَ اَبُو دَاوُدَ وَ النَّسائِىُّ-كِلاَهُمَا فِى نَيلِ الاَوطَارِ الجُزْءُ الثَّانِى مِنْهُ).
Menurut hadis Hudzaifah, katanya: Aku bershalat bersama Nabi saw., maka dalam rukunya beliau membaca: Subha-na rabbiyal adhim dan dalam sujudnya beliau membaca Subha-na Rabbiyal ala. … seterusnya hadits. (Diriwayatkan oleh lima ahli hadits dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi). Dan ada lagi hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad , Muslim, Abu Dawud dan an-NasaI dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw. dalam ruku dan sujudnya membaca; Subbu-hun quddu-sun rabbul Mala-ikati war ru-h. (Kedua hadits ini tersebut dalam kitab Nailul Authar juz 2)
dan duduklah sebentar, lalu berdirilah untuk rakaat yang kedua dengan menekankan (tangan) pada tanah
Dalilnya adalah ;
لِحَدِيْثِ مَالِكِبْنِ الحُوَيرِثِ رض اَنَّهُ رَوَى النَّبِىَّ صلعم يُصَلِّى فَاِذَا كَانَ فِى وِتْرٍ مِنْ صَلاَتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِىَ قَاعِدًا. (رَوَاهُ البُخَارِىُّ فِى صَحَيْحِهِ). وَفِى لَفْظٍ لَهُ: فَاِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السَّجْدَةِ الثَّانِيَةِ جَلَسَ وَاعْتَمَدَ عَلَى الاَرْضِ ثُمَّ قَامَ.
Menilik hadits dari Malik bin Huwairits mengatakan bahwa ia mengetaui Nabi saw. shalat; maka apabila beliau berada dalam rakaat gasal (ganjil, Jawa) dari shalatnya, beliau sebelum berdiri, duduk dahulu sehingga lurus duduknya. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam shahihnya).
Ada lain hadits oleh al-Bukhari juga, apabila beliau mengangkat kepalanya dari sujud yang kedua , duduk dan menekan kepada tanah, lalu berdiri.