Panduan Khutbah Jumat

TUNTUNAN KHUTBAH JUMAT

1. Shalat Jumat dimulai pada saat masuk waktu shalat Dzuhur. Pada saat itu khatib naik mimbar dan berdiri seraya mengucapkan salam, berdasarkan hadits.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الْجُمُعَةَ حِينَ تَمِيلُ الشَّمْسُ (رواه البخارى والترمذى وأحمد)

Artinya: Dari Anas Ibnu Malik r.a. (diriwayatkan) bahwa nabi saw shalat Jumat ketika matahari condong (tergelincir) [HR al-Bukhari, No. 853, at-Tirmidzi, No. 462, dan Ahmad, No. 11851,]

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا صَعِدَ الْمِنْبَرَ سَلَّمَ (رواه ابن ماجه)

Artinya: Dari Jabir Ibnu Abdillah (diriwayatkan) bahwa nabi saw mengucapkan salam apabila Naik mimbar [HR Ibnu Majah, No. 1099].

2. Setelah mengucapkan salam, khatib duduk dan muazzin mengumandangkan azan hingga selesai, berdasarkan hadis.


عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ قَالَ كاَنَ النِّداَءُ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ أَوَّلُهُ إِذَا جَلَسَ اْلإماَمُ عَلَى اْلمِنْبَرِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ الله عَنْهُماَ فَلَماَّ كَانَ عُثْماَنُ رَضِيَ الله عَنْهُ وَكَثُرَ النَّاسُ زَادَ النِّداَءَ الثَّالِثَ عَلَى الزَّوْراَءُ )رواه البخاري والنسائي وأبو داود(

Artinya: Dari as-Saib Ibnu Yazid r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah seruan azan pertama pada masa nabi saw, Abu Bakar dan Umar r.a. dilakukan ketika imam telah duduk di atas mimbar. Ketika tiba masa Usman r.a. dan orang bertambah banyak, maka beliau menambah azan ketiga yang dilakukan di atas az-Zaura. Pada masa nabi saw hanya ada seorang muazzin [HR al-Bukhari, an-Nasai dan Abu Dawud].

[Catatan Majelis Tarjih: Dikatakan seruan azan ketiga karena azan pertama ketika imam duduk di atas mimbar dan iqamah ketika hendak shalat Jumat dikatakan sebagai dua seruan, sehingga seruan azan tambahan Usman dikatakan seruan azan ketiga. Tarjih mengamalkan apa yang dipraktikkan oleh Rasulullah, yaitu azan satu kali ketika imam duduk di atas mimbar].

3. Khatib mengawali (membuka) khutbahnya dengan mengucapkan pujian, membaca syahadat, shalawat kepada nabi saw, wasiat taqwa dan membaca beberapa ayat al-Quran kemudian menyampaikan taushiyah

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي خُطْبَتِهِ يَحْمَدُ اللَّهَ وَيُثْنِي عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ يَقُولُ مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلا هَادِيَ لَهُ إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ (رواه الترمذى)


Artinya: Dari Jabir Ibnu Abdillah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah saw dalam khutbahnya memuji Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya, kemudian mengatakan: Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk; sesungguhnya ucapan paling benar adalah Kitab Allah dan petunjuk paling baik adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah hal-hal yang dibuat-buat (diada-adakan), dan setiap hal yang diada-adakan itu adalah bidah dan setiap bidah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di dalam neraka [HR at-Tirmidzi].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ خُطْبَةٍ لَيْسَ فِيهَا تَشَهُّدٌ فَهِيَ كَالْيَدِ الْجَذْمَاءِ (رواه الترمذى وأبو داود وأحمد)

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a.(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Setiap khutbah yang di dalamnya tidak ada tasyahhud (ucapan syahadat) adalah seperti tangan yang buntung [HR at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad].


عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رضى الله عنه أنه صلّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ يُواَظِبُ عَلَى اْلوَصِيَّةِ بِالتَّقْوَى فىِ خُطْبَتِهِ (رواه مسلمِ)

Artinya: Dari Jabir ibnu Samurah r.a. (diriwayatkan) bahwasanya nabi saw selalau membiasakan memberi pesan (tausiah) supaya bertakwa dalam khutbahnya [HR Muslim].

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ كَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُطْبَتَانِ يَجْلِسُ بَيْنَهُمَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيُذَكِّرُ النَّاسَ (رواه مسلم)

Artinya: Dari Jabir Ibnu Samurah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah nabi saw melakukan dua khutbah yang di antara dua khutbah itu ia duduk. Beliau (dalam khutbahnya) membaca al-Quran dan memberi pesan (peringatan) kepada jamaah [HR Muslim].

4. Setelah khutbah pertama selesai, khatib duduk sebentar (tidak ada doa khusus antara dua khutbah) kemudian berdiri kembali untuk menyampaikan khutbah kedua.


عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ قَائِمًا ثُمَّ يَقْعُدُ ثُمَّ يَقُومُ كَمَا تَفْعَلُونَ اْلآنَ (رواه البخارى ومسلم والنسائى والترمذى وأبو داود وأحمد)

Artinya: Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah nabi saw berkhutbah dengan berdiri, kemudian duduk, kemudian berdiri lagi sebagaimana kamu lakukan sekarang [HR al-Bukhari, Muslim, an-Nasai, at-Tirmidzi, abu­ Dawud dan Ahmad].

5. Khutbah kedua diakhiri dengan dengan doa dan penutup khutbah. Dan ketika berdoa dituntunkan untuk mengacungkan jari telunjuknya.


عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ قَالَ كُنْتُ إِلَى جَنْبِ عِمَارَةَ بْنِ رُوَيْبَةَ وَبِشْرٌ يَخْطُبُنَا فَلَمَّا دَعَا رَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ عِمَارَةُ يَعْنِي قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ أَوْ هَاتَيْنِ الْيُدِيَّتَيْنِ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ إِذَا دَعَا يَقُولُ هَكَذَا وَرَفَعَ السَّبَّابَةَ وَحْدَهَا (رواه مسلم والترمذى والنسائى وأحمد والدارمى)


Artinya: Dari Hushain Ibnu Abd ar-Rahman as-Sulami (diriwayatkan bahwa)ia berkata: suatu ketika aku duduk di samping Imarah Ibnu Ruwaibah, sementara Bisyr berkhutbah di depan kami. Ketika ia berdoa, ia mengangkat kedua tangannya. Lalu Imarah berkata: Allah menjelekkan kedua tangan ini —atau kedua tangan kecil ini—. Saya melihat Rasulullah saw ketika berkhutbah mengucapkan doa begini, dan Imarah mengangkat hanya jari telunjuk saja [HR Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ahmad dan ad-Darimi].

6. Setelah selesai berdoa khatib turun dari mimbar, kemudian muadzin mengumandangkan iqomah untuk pelaksanaan shalat Jumat.

عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ كَانَ بِلاَلٌ يُؤَذِّنُ إِذَا جَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِذَا نَزَلَ أَقَامَ ثُمَّ كَانَ كَذَلِكَ فِي زَمَنِ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا (النسائى وابن ماجه)

Artinya: Dari as-Saib Ibnu Yazid (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Bilal azan ketika Rasulullah saw duduk di atas mimbar pada hari Jumat; apabila beliau turun [dari mimbar sesudah selesai khutbah], Bilal melakukan iqamah. Demikianlah pula yang dilakukan di zaman Abu Bakar dan Umar r.a. [HR an-Nasai dan Ibnu Majah].

7. Kemudian melaksanakan shalat jumat dua rakaat

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ صَلاَةُ السَّفَرِ رَكْعَتَانِ وَصَلاَةُ اْلأَضْحَى رَكْعَتَانِ وَصَلاَةُ الْفِطْرِ رَكْعَتَانِ وَصَلاَةُ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَانِ تَمَامٌ غَيْرُ قَصْرٍ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رواه النسائى وابن ماجه وأحمد)


Artinya: Dari Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Shalat safar adalah dua rakaat, shalat Idul Adha dua rakaat, shalat Idul Fitri dua rakaat, dan shalat Juamat dua rakaat berdasarkan ucapan Muhammad saw [HR an-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad].

8. Khutbah disampaikan dengan ringkas dan jelas, khutbah tidak terlalu panjang.

عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)

Artinya: Dari Ammar Ibnu Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah shalat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik [HR Muslim dan Ahmad].

حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ قَالاَ حَدَّثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ كُنْتُ أُصَلِّى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَكَانَتْ صَلاَتُهُ قَصْدًا وَخُطْبَتُهُ قَصْدًا. (رواه أحمد ومسلم والترمذي والنسائي وابن ماجه)

Dari Jabir bin Samurah ia berkata; Saya pernah shalat (Jumat) bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, shalat beliau sedang dan khutbahnya juga sedang (tidak terlalu panjang atau terlalu pendek).

9. Bacaan surat yang biasa dibaca oleh Nabi saw. pada shalat Jumat adalah surat al-Ala dan al-Ghasyiyah atau surat al-Jumah dan al-Munafiqun.


عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ وَفِي الْجُمُعَةِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِي الّصَلاَتَيْنِ (رواه مسلم والترمذى والنسائى وأبو داود وأحمد)


Artinya: Dari an-Numan Ibnu Basyir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah saw dalam shalat dua hari raya dan shalat Jumat membaca sabbihisma rabbikal-ala dan hal ataka haditsul-ghasyiyah. An-Numan berkata lagi: apabila shalat hari raya dan shalat Jumat jatuh pada hari yang sama, beliau juga membaca kedua surat itu dalam kedua shalat dimaksud [HR Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasai, Abu Dawud dan ahmad].

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي صَلاَةِ الصُّبْحِ الم تَنْزِيلُ وَ هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ وَفِي صَلاَةِ الْجُمُعَةِ بِسُورَةِ الْجُمُعَةِ

وَالْمُنَافِقِينَ (رواه مسلم والنسائى وأحمد)


Artinya: Dari Ibnu Abbas (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw pada hari Jumat dalam shalat subuh membaca Aliflammim. Tanzilu … dann Hal ata alal-insani; dan dalam shalat Jumat membaca surat al-Jumuah dan surat al-Munafiqun [HR Muslim, an-Nasai, dan Ahmad].

Sumber : Hasil Musytar MTT DIY