BACAAN SETELAH DOA IFTITAH DALAM SHALAT

TUNTUNAN SHALAT WAJIB
DALAM HIMPUNAN PUTUSAN TARJIH
(HPT)3

Setelah selesai membaca doa iftitah saat shalat, dilanjutkan dengan membaca taawudz, basmalah dan surat al-fatihah serta surat-surat al-Quran yang dipilih. Hal ini dapat kita lihat redaksi dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) sebagai berikut :
1. Redaksi ketujuh berbunyi :
ثُمَّ اسْتَعِذْ قَائِلاً: اَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Lalu berdoa mohon perlindungan dengan membaca: Au-dzu billa-hi minasy syaitha-nir raji-m
Dalil yang dipakai adalah firman Allah Qs. An.Nahl 98, dalam hadits Nabi saw, yang berbunyi :
لِقَولِهِ تَعَالَى: فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْءَانَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (النّحل: 98) وَلِمَا رَوَى اَبُو سَعِيدٍ الخُدْرِىِّ رض اَنَّ النَّبِىِّ صلعم كَانَ يَقُولُ ذَالِكَ اَى اَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ (قَالَ لَهُ فِى المُهَذَّبِ). وَ قَالَ ابْنُ المُنْذِرِ: جَاءَ عَنِ النَّبِىِّ صلعم اَنَّهُ كَانَ يَقُولُ قَبْلَ القِرَاءَةِ اَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ (كَمَا وَرَدَ فِى نَيْلِ الاَوْطَارِ فِى الجُزْءِ الثَّانِى).

Menilik bunyi al-Quran surat an- Nahl ayat 98:Apabila kamu akan membaca al-Quran hendaklah kamu mohon perlindungan kepada Allah dari Syetan yang terkutuk. (berdoa: Au-dz billa-hi minasy Syaitha-nir raji-m). Dan menurut hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri, bahwa Nabi saw. adalah membaca taawwudz itu (sebagai yang tersebut dalam kitab Muhadzdzab). Ibnul Mundzir berkata: Bahwa diceritakan dari Nabi saw. bahwa sebelum membaca al-Quran beliau berdoa:Au-dzu billa-hi minasy Syaitha-nir raji-m. (Tersebut dalam kitabNailul Authar juz II).




2. Redaksi kedelapan berbunyi :
ثُمَّ اقْرَإِ البَسْمَلَةَ
Kemudian membaca: Bismilla-hirrahmani-nirrahi-m
Berdasarkan dalil hadits :

وَلِحَدِيْثِ نُعَيْمٍ لِلجُمْرِ قَالَ: صَلَّيْتُ وَرَاءَ اَبِى هُرَيرَةَ رض فَقَرَأَ بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحيْمِ ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ القُرْآنِ حَتَّى بَلَغَ وَلاَ الضّآلِّينَ فَقَالَ: آمِينَ, وَقَالَ النَّاسُ آمِينَ. وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ اللهُ اَكْبَرُ وَاِذَا قَامَ مِنَ الجُلُوسِفِى الاِثْنَتَيْنِ قَالَ: اللهُ اَكْبَرُ وَيَقُولُ اِذَا سَلَّمَ: وَالَّذِى نَفْسَى بِيَدِهِ اِنِّى لَاَسْبَهُكُمْ صَلاَةً بِرَسُولِ اللهِ صلعم. (رَوَاه النَّسائِىُّ وَابْنُ خُزَيمَةَ وَالسِّرَاجُ وَابْنُ حِبَّانَ وَغَيْرُهُمْ, قَالَ فِى الفَتْحِ (ج2ص181) وَهُوَ اَصَحُّ حَدِيْثٍ وَرَدَ فِى ذَالِكَ). لِحَدِيْثِ عُبَادَةَ بْنُ الصَّامِتِ رض اَنَّ رَسُولِ اللهِ صلعم قَالَ: لاَصَلاَةَ لِمَنْ لاَ يَقْرَأُ بَفَاتِحَةِ الكِتَابِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ).
Mengingat hadis dari Nuaim al-Mujmir, katanya: Saya shalat di belakang Abu Hurairah ra. maka ia membaca Bismilla-hirrahma-nirrahi-m lalu membaca induk al-Quran (surat al-Fatihah) sehingga tatkala sampai pada wa ladldla-lli-n beliau membaca a-mi-n dan orang-orangpun sama membaca a-mi-n. Begitu juga tiap-tiap hendak sujud, mengucapkan:Alla-hu Akbar dan bila berdiri dari duduk dalam rakaat kedua beliau mengucapkan: Alla-hu Akbar. Setelah bersalam beliau berkata:Demi Yang menguasai diriku, sungguh shalatku yang mengerupai dengan shalatnya Rasulullah saw.(HR oleh an-NasaI, Ibnu Khuzaimah, Siraj, Ibnu Hibban dan lainnya; tersebut dalam kitab al-Fath Juz II halaman 181, dengan katanya bahwa inilah hadis yang paling shah, tentang hal yang disebut).

3. Redaksi kesembilan berbunyi :
ثُمَّ اقْرَإِ الفَاتِحَةَ
lalu bacalah surat al-Fatihah
Hal ini berdasarkan pada hadits Nabi saw,

لِحَدِيْثِ عُبَادَةَ بْنُ الصَّامِتِ رض اَنَّ رَسُولِ اللهِ صلعم قَالَ: لاَصَلاَةَ لِمَنْ لاَ يَقْرَأُ بَفَاتِحَةِ الكِتَابِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ). وَلِحَدِيْثِ عُبَادَةَ قَالَ: صَلَّى رَسُولِ اللهِ صلعم الصُّبْحُ فَثَقُلَتْ عَلَيهِ القِرَاءَةَ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: اِنِّى اَرَاكُمْ تَقْرَؤُنَوَرَاءَ اِمَامِكُمْ. قَالَ: قُلْنَا: يَا رَسُولِ اللهِ اِى وَاللهِ, قَالَ: لاَتَفْعَلُ اِلاَّ بِاُمِّ القُرْآنِ. (رَوَاهُ اَحْمَدُ وَالدَّارُ قُطْنِىُّ وَالبَيحَقِىِّ).وَلِمَا رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ مِنْ حَدِيْثِ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولِ اللهِ اِى وَاللهِ صلعم: اَتَقْرَؤْنَ فِى صَلاَتِكُمْ خَلْفَ الاِمَامُ يَقْرَأُ فَلاَ تَفْعَلُوا وَلْيَقْرَأْ اَحَدُكُمْ بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ فِى نَفْسِهِ.

Mengingat hadis Ubadah bin as-Shamit bahwa Rasululllah saw. bersabda: Tidak sah shalatnya orang yang tidak membaca permulaan Kitab (al-Fatihah). (Driwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim). Ada lagi hadis Ubadah bahwa Rasulullah saw. shalat shubuh maka merasa terganggu oleh pembacaan mamum. Setelah selesai beliau bersabda: Aku melihat kamu sama membaca di belakang imammu? Kata Ubadah, bahwa kita semua menjawab: Ya Rasulullah, demi Allah benar begitu! Maka sabda Nabi: Janganlah kamu mengerjakan demikian, kecuali bacaan Fatihah. (Diriwayatkan oleh Ahmad, ad-Daruquthni dan al-Baihaqi). Dan mengingat hadis anas, katanya bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apakah kamu sekalian membaca dalam shalatmu di belakang imammu, padahal imam sedang membaca? Janganlah kamu mengerjakannya, hendaklah masing-masing kamu membaca Fatihah sekedar didengar olehnya sendiri. (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban)

4. Redaksi kesepuluh berbunyi : وَقُلْ بَعْدَهَا: آمِينَ
dan berdoalah sesudah itu :a-mi-n
Landasan dalilnya berdasar pada :
Hadits Nabi saw :
لِحَدِيْثِ اَبِى هُرَيرَةَ رض اَنَّ النَّبِىَّ صلعم قَالَ: اِذَا امَّنَ الاِمَامُ فَاَمِّنُوا فَاِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنُهُ تَأْمِيْنَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَعَنْهُ اَيْضًا اَنَّ رَسُولِ اللهِ صلعم قَالَ: اِذَا قَالَ اَحَدُكُمْ آمِيْنَ فَوَاقَفَ اِحْدَاهُمَا الاُخْرَى غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ). وَفِى رِوَايَةِ مُسْلِمٍ: اِذَا قَالَ اَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ.

Mengingat hadis Abu Huraerah ra. bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila imam membaca A-mi-n maka kamu hendaklah pula membaca A-mi-n karena sungguh barang siapa yang bacaan a-mi-n nya bersamaan A-mi-n Malaikat, tentulah diampuni dosanya yang telah lalu. Dan hadis dari Abu Huraerah juga, bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang diantaramu membaca A-mi-n sedang Malaikat di langitpun membaca A-mi-n pula, dan bersamaan keduanya, maka diampunilah ia dari dosanya yang sudah-sudah. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dan dalam hadis riwayat Muslim ada tambahannya: Apabila salah seorang diantaramu membaca dalam shalatnya).

5. Redaksi kesebelas dan keduabelas berbunyi :
ثُمَّ اقْرَأْ سُورَةًَ مِنَ القُرْآنِ , بِتَدَبُّرٍ وَتَرْتِيْلٍ
Berdasarkan hadits :

ِحَدِيْثِ ابْنِ قَتَادَةَ اَنَّ النَّبِىَّ صلعم كَانَ يَقْرَأُ فِى الظُّهْرِ فِى الاُولَيَينِ بِأُمِّ الكِتَابِ وَسُورَتَينِ وَفِى الرَّكْعَتَينِ الاُخْرَيَينِ بِأُمِّ الكِتَابِ وَيُسْمِعُنَا الآيَةَ وَيُطَوِّلُ فِى الرَّكْعَةِ الاُولَى مَالاَ يُطِيلُ فِى الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ وَهَكَذَا فِى الصُّبْحِ (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ)

Menilik hadis Abu Qatadah bahwa Nabi saw. dalam shalat Dluhur pada rakaat kedua permualaan (rakaat ke1 dan ke 2, membaca induk Kitab (Fatihah) dan dua surat, serta pada dua rakaat lainnya (rakaat ke 3 dan ke 4) membaca Fatihah saja, dan beliau memperdengarkan kepada kami akan bacaan ayat itu, dan pada rakaat ke 1 diperpanjang tidak seperti dalam rakaat ke 2; demikian juga dalam shalat ashar dan shubuh. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)

Dan hendaklah membacanya dengan tartil (pelan-pelan), sebagaimana dalam firman Allah swt :
لِقَولِهِ تَعَالَى: أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا (محمّد: 24) لِقَولِهِ تَعَالَى: وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا (المزمّل: 4)
Karena firman Allah swt. Apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran, ataukah pada hati mereka ada tutupnya? (Muhammad 24). Dan firmannya: Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (Muzammil 5)