PUASA-PUASA YANG DILARANG

PUASA-PUASA YANG DILARANG

1. Janganlah anda berpuasa sepanjang masa (biasa disebut shaumud-dahr), yaitu berpuasa setiap hari sepanjang tahun, walaupun anda kuat mengerjakannya, berdasarkan dalil:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنَ عَمْرٍو رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ صَامَ مَنْ صَامَ اْلأَبَدَ مَرَّتَيْنِ . [رواه الشيخان والنسائي وابن ماجه وأحمد].
Artinya: Dari Abdullah bin Amr r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda: Tidak termasuk berpuasa orang yang berpuasa selamanya (terus menerus). [HR dua guru hadis, dan juga riwayat an-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad].
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ عُمَرُ سَأَلَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ بِمَنْ يَصُومُ الدَّهْرَ كُلَّهُ قَالَ لاَ صَامَ وَلاَ أَفْطَرَ ... ... ... [رواه أبو داود]
Artinya: Dari Abi Qatadah r.a. (diriwayatkan) bahwasanya Umar r.a. bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, bagaimana hukumnya orang yang berpuasa sepanjang masa? Beliau menjawab: Ia tidak berpuasa dan tidak berbuka ... ... ... [HR Abu Dawud].
Yang lebih utama adalah hendaknya anda mengerjakan puasa Dawud sebagaimana keterangan yang telah lalu, berdasarkan dalil:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ وأَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللهِ صَلاَةُ دَاوُدَ كَانَ يَنَامُ نِصْفَهُ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يُفْطِرُ يَوْمًا وَ يَصُوْمُ يَوْمًا [رواه أبو داود]
Artinya: Dari Abdullah bin Amr r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw kepadaku: Puasa yang paling disenangi di sisi Allah ialah puasa Dawud, dan shalat yang paling disenangi di sisi Allah ialah shalat yang dikerjakan Dawud: ia tidur separuh malam dan bangun sepertiganya, lalu tidur lagi seperenamnya; dia berbuka sehari dan berpuasa sehari. [HR Abu Dawud].
2. Dan janganlah anda menyambung puasa dua hari atau lebih tanpa berbuka (puasa wisal), berdasarkan dalil:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْوِصَالَ مَرَّتَيْنِ قِيلَ إِنَّكَ تُوَاصِلُ قَالَ إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِ فَاكْلَفُوا مِنَ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ [رواه البخاري] .
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Jauhilah puasa wishal (bersambung) 2x. Orang-orang berkata: Sesungguhnya engkau melakukan puasa wishal juga. Maka beliau bersabda: Sesungguhnya aku tidur seraya diberi makan dan minum oleh Tuhanku, oleh karena itu kerjakanlah amal perbuatan sesuai kemampuan. [HR al-Bukhari].
عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللهُ عَنْهَا قَالَتْ نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْوِصَالِ رَحْمَةً لَهُمْ فَقَالُوا إِنَّكَ تُوَاصِلُ قَالَ إِنِّي لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ إِنِّي يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي [متفق عليه]
Artinya: DariAisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw melarang puasa wishal (puasa bersambung) sebagai tanda kasih sayang kepada umatnya. Kemudian para sahabat berkata: Sesungguhnya anda juga melakukan puasa wishal. Maka beliau saw menjawab: Saya tidak seperti kamu, saya diberi makan dan minum oleh Tuhanku. [Muttafaq alaih].
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِي اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لاَ تُوَاصِلُوا فَأَيُّكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُوَاصِلَ فَلْيُوَاصِلْ حَتَّى السَّحَرِ قَالُوا فَإِنَّكَ تُوَاصِلُ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ إِنِّي لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ إِنِّي أَبِيتُ لِي مُطْعِمٌ يُطْعِمُنِي وَسَاقٍ يَسْقِينِ [رواه البخاري وأبو داود] .
Artinya: Dari Abu Said r.a. (diriwayatkan bahwa) bahwasanya ia mendengar Nabi saw bersabda: Janganlah kamu melakukan puasa wishal, jika kamu menghendakinya maka teruskanlah sampai waktu sahur. Para sahabat berkata: Sesungguhnya engkau juga melakukan puasa wishal, wahai Rasulullah. Beliau menjawab: Saya tidak seperti halnya kamu, sesungguhnya saya tidur dan ada orang yang memberi makan dan minumku. [HR al-Bukhari dan Abu Dawud].

3. Janganlah anda berpuasa pada dua Hari Raya, berdasarkan dalil:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِى رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَالنَّحْرِ … [رواه البخاري]
Artinya: Dari Abu Said r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Nabi saw melarang berpuasa di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. [HR al-Bukhari].
عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ قَالَ شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ عُمَرَ فَبَدَأَ بِالصَّلاَةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ ثُمَّ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ صِيَامِ هَذَيْنِ الْيَوْمَيْنِ أَمَّا يَوْمُ اْلأَضْحَى فَتَأْكُلُونَ مِنْ لَحْمِ نُسُكِكُمْ وَأَمَّا يَوْمُ الْفِطْرِ فَفِطْرُكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ [رواه أبو داود]
Artinya: Dari Abi Ubaid r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya menyaksikan hari raya bersama Umar r.a. lalu dimulailah shalat Id sebelum khutbah, kemudian ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw melarang berpuasa pada dua hari raya ini. Adapun di hari Idul Adha maka hendaklah kamu sekalian makan daging kurbanmu, sedang di hari Idul Fitri hendaklah kamu sekalian berbuka dari puasamu. [HR Abu Dawud].
4. Demikian juga anda dilarang berpuasa pada hari Tasyriq (yaitu tanggal 11-12-13 Dzulhijjah), berdasarkan dalil:
عَنِ كَعْبِ ابْنِ مَالِكٍ ... أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَهُ وَأَوْسَ بْنَ الْحَدَثَانِ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ فَنَادَى أَنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ مُؤْمِنٌ وَأَيَّامُ مِنًى أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ [رواه أحمد ومسلم] .
Artinya: Dari Kaab bin Malik (diriwayatkan) ... bahwasanya Rasulullah saw mengutusnya beserta Aus Ibnu Hadatsan pada hari Tasyriq, lalu mereka berdua berseru: Sesungguhnya tidak akan masuk syurga kecuali orang-orang mukmin, dan hari Mina (hari Tasyriq) adalah hari-hari untuk makan dan minum. [HR Ahmad dan Muslim].
5. Dan janganlah anda berpuasa khusus hari Jumah tanpa diikuti puasa pada hari sebelum atau sesudahnya, berdasarkan dalil:
عَنْ مُحَمَّدِ ابْنِ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ سَأَلْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا وَهُوَ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ أَنَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَقَالَ نَعَمْ وَرَبِّ هَذَا الْبَيْتِ . [رواه البخاري ومسلم] .
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادٍ قَالَ سَأَلْتُ جَابِرًا رَضِي اللهُ عَنْه أَ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ قَالَ نَعَمْ. زَادَ غَيْرُ أَبِي عَاصِمٍ يَعْنِي أَنْ يَنْفَرِدَ بِصَوْمٍ . [متفق عليه، واللفظ للبخاري] .
Artinya: Dari Muhammad bin Abbad bin Jafar (diriwayatkan bahwa ia berkata): Saya bertanya kepada Jabir r.a. : Apakah Nabi saw melarang puasa pada hari Jumat? Jawabnya: Ya. Rawi selain Abu Ashim menambahkan: Maksudnya mengkhususkan puasa hari Jumat. [Muttafaq Alaih, lafal dari al-Bukhari].
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لاَ يَصُومَنَّ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ [رواه البخاري]
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya mendengar Nabi saw bersabda: Janganlah seseorang kamu berpuasa pada hari Jumat, kecuali kamu berpuasa pada hari sebelumnya atau sesudahnya. [HR al-Bukhari].
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ لاَ تَخْتَصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي وَلاَ تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اْلأَيَّامِ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ [رواه مسلم]
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Janganlah kamu mengkhususkan malam Jumat untuk qiyamul lail di antara malam-malam yang lain, dan janganlah kamu mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa di antara hari-hari yang lain, kecuali jika bertepatan dengan puasa yang terbiasa dilakukan oleh salah seorang di antara kamu. (HR. Muslim)
(Maksudnya: seseorang yang terbiasa puasa Dawud yang kebetulan jatuh hari puasanya pada hari Jumah, maka bolehlah baginya berpuasa hari Jumah itu).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ يَوْمُ عِيدٍ فَلاَ تَجْعَلُوا يَوْمَ عِيدِكُمْ يَوْمَ صِيَامِكُمْ إِلاَّ أَنْ تَصُومُوا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ (رواه أحمد)
Artinya: Dari Abu Hurairah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya hari Jumah itu adalah hari raya, oleh karena itu janganlah kamu jadikan hari rayamu itu hari untuk berpuasa, kecuali jika kamu berpuasa sebelum atau sesudahnya. [HR Ahmad].

6. Dan janganlah anda mendahului puasa Ramadan dengan berpuasa sehari atau dua hari, kecuali jika anda terbiasa berpuasa (misalnya: terbiasa puasa Dawud atau Senin-Kamis), berdasarkan dalil:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمَهُ فَلْيَصُمْ ذَلِكَ الْيَوْمَ [رواه الجماعة، واللفظ للبخاري] .
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia bersabda: Janganlah salah seorang di antara kamu mendahului berpuasa sehari atau dua hari menjelang Ramadan, kecuali jika seseorang terbiasa melakukannya [misalnya: Senin-Kamis atau puasa Dawud], maka berpuasalah pada hari itu. [HR al-Jamaah, lafal al-Bukhari].