BACAAN "SAMI'ALLAH" bagi MAKMUM
Bacaan "Sami'allah" Bagi Makmum
Tanya: Apakah bacaan "Sami'allahu Liman Hamidah" waktu i'tidal termasuk takbir intiqlal yang harus dibaca oleh imam dan makmum? Saya pernah mendapat pelajaran dari guru saya bahwa bagi makmum dalam shalat berjamaah tidak perlu membaca "Sami'allahu Liman Hamidah" agar dapat bersama-sama dengan imam membaca "Rabbana Walakal Hamdu" (Hamid Hilal, NBM 523 408)
Jawab: Pelajaran yang Anda terima dari guru Anda sudah benar Bacaan "Sami'allahu Liman Hamidah", fungsinya sama dengan takbir intiqal yang harus dibaca ketika bangkit dari ruku', baik apabila menjadi imam atau shalat munfarid (sendirian). Adapun makmum, tidak perlu membaca bacaan tersebut melainkan cukup membaca bacaan "Rabbana Walakal Hamdu" dapat juga diteruskan dengan bacaan "Mil'us samawati wa mil'ul-ard wa mil'u ma syi'ta min syai'in ba'du." Seperti disebutkan dalam Hadits sebagai berikut:
عن أبي هريرة أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَنْ أَبِى قال انا قالَ الإِمَامُ : سَمَعَ اللهُ لِمَنْ حَمدَ فَقُولُوا اللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ. فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلَهُ قَوْلَ المَلائِكَةِ
غَفَرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
"Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah saw bersabda Apabila imam mengucapkan "Sami'allahu Liman Hamidah" maka ucapkanlah "Allahumma Rabbana Lakal Hamdu" Sungguh barang siapa ucapanma bersamaan dengan ucapan malaikat, maka diampunilah dosanya yang telah lampau." (Shahih Muslim, I Bab Tasmi' 174)
Dalam hadits lainnya dijelaskan sebagai berikut:
عن ابن أبي أولَى قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ ظَهْرَهُ مِنَ الرَّكُوعِ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حمله اللهم رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُمِلَ السَّمَوَاتِ وَمِل الأَرْضِ وَمِلَ مَا شِعْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ.
"Dari Ibnu Abi Aufa RA berkata Apabila Rasulullah saw mengangkat punggungnya dari ruku selalu mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah, Allahumma Rabbana Lakal Hamdu Mil'us Samawati wa mil'ul ard wa mil'u ma syi ta min syai'in ba'd. (Shahih Muslim I: 198) Dalam Hadits lainnya dijelaskan sebagai berikut:
عن أبي هريرة قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبَرُوا وَاذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَإِذَا قَالَ : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمدَهُ فَقُولُوا : رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، وَإِذَا سَجَدَ فاسجد وا وَاذَا صَلَحَ جَالِسًا فَصَلُوا جُلُوسًا أَجْمَعُونَ
"Dari Abu Hurairah RA ia berkata Rasullullah saw bersabda sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti maka apabila ia bertakhir. hendaklah kamu bertakbir, apabila ia ruku' hendaklah kamu ruku apabila ia mengucapkan "Sami'allahu Liman Hamidah" hendaklah kamu mengucapkan "Rabbana wa lakal hamdu" apa bila ia bersujud hendaklah kamu bersujud dan apabila ia bershalat sambil duduk, maka shalat kamu sekalian sambil duduk." (Al-Bukhari, I, Kitab Al-Azan 88)