Wasilah Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah
Tanya: Apakah yang dimaksud dengan wasilah itu? Bagaimana menggunakan wasilah yang sesuai dengan al-Qur'an dan as-Sunnah? Mohon penjelasan. (Munasir, Jl. Petasikan No. 1 Denpasar Bali).
Jawab: Mengenai kata wasilah disebutkan dalam surat al-Maidah ayat 35 dan ayat 57 surat al-Isra. Adapun pada ayat 35 surat al-Maidah disebutkan perintah untuk mencari wasilah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَا بْتَغُوْۤا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّـكُمْ تُفْلِحُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 35)
Kata wasilah menurut mufassirin, ada yang mengartikan "a laddarajati filjannah" artinya derajat yang paling tinggi di sorga Pengertian ini didasarkan pada jawaban Nabi ketika ditanya tentang apa itu wasilah.
Demikian yang disebut dalam Tafsir Departemen Agama jilid II halaman 417, dengan menyebutkan sumbernya pada riwayat Ahmad dan Abu Hurairah.
Dalam pada itu dikemukakan pula bahwa sahabat Ibnu Abbas dan mufassir lain seperti Mujahid, Abu Wail, al-Hasan, Zaid, Atha", ats- Tsauri, dan lain mufassir mengartikan wasilah dalam ayat di atas ialah "mendekatkan diri atau dengan kata lain taqarrub.
Rumusan keputusan Tarjih yang tersebut dalam "Kitab Masalah Lima", taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah merupakan ibadah yang dilakukan dengan jalan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan Allah. Dalarn tafsir al-Maraghi disebutkan bahwa wasilah itu ialah apa yang dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ridha-Nya. Dalam surat al-Isra' ayat 57, bahwa Allah mencela orang-orang yang menyembah selain Allah,padahal yang disembah itu juga mencari sarana pendekatan kepada Allah. Kiranya salah kalau orang mendekatkan diri melalui orang-orang yang mereka sendiri memerlukan sarana pendekatan kepada Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ يَبْتَغُوْنَ اِلٰى رَبِّهِمُ الْوَسِيْلَةَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ وَيَرْجُوْنَ رَحْمَتَهٗ وَيَخَا فُوْنَ عَذَا بَهٗ ۗ اِنَّ عَذَا بَ رَبِّكَ كَا نَ مَحْذُوْرًا
"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti.""
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 57)
Jalan pendekatan yang bagaimana yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah? Tiada lain jawabannya adalah beribadah yang baik sesuai dengan yang dituntunkan Allah dan Rasul-Nya. Karena jalan itulah jalan yang diridhai. Dengan mengerjakan shalat yang baik dan sikap yang sabar, merupakan salah satu jalan pendekatan diri kita kepada Allah. Karena melakukan yang demikian itu diperintahkan dan dituntunkan Allah dalam al-Qur'an Surat al-Baqarah ayat 45 Demikian pula mengerjakan perbuatan yang difardhukan dengan baik kemudian dilakukan pula perbuatan yang disunnahkan dengan baik akan menyebabkan kita dicintai Allah Demikian disebutkan dalam Hadits 11 riwayat Bukhari dan Abu Hurairah yang telah dimuat dalam "SM" no. 06 Th. 76 th. 1991 halaman 25 dan 26. Namun karena ada kekurangan kata-katanya kiranya dapat ditulis lagi Hadits diriwayat tersebut sbb.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِنَّ اللَّهَ قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ....
Artinya: Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah ra ia berkata Bersabda Rasulullah "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman "Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku (orang yang Kukasihi). Aku umumkan perang kepadanya. Dan tiadalah seseorang mendekat kepada-Ku lantaran Aku akan lebih mencintainya, kecuali apabila orang itu melakukan hal-hal yang Aku fardhukan kepadanya. Dan senantiasa saja hamba-Ku (itu) mendekat kepada-Ku apabila ia melakukan hal-hal yang sunat, dan karenanya Aku makin cinta kepadanya... (selanjutnya HR Bukhari).
Jangan salah memahami Hadits ini. Hadits ini bukan mengungkapkan orang yang dikasihi Allah itu dapat dijadikan wasilah Sesuai dengan isi Surat al-Isra' ayat 57 tadi kekasih Allah pun selalu mencari jalan pendekatan kepada Allah. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan yang diwajibkan Allah dan juga melakukan hal-hal yang disunahkan. Itulah jalan untuk mendapatkan kecintaan dan ridha Allah.