IBADAH DI BULAN DZULHIJJAH

TUNTUNAN IBADAH DI BULAN DZULHIJJAH

Secara khusus, ada ibadah yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya di bulan Dzulhijjah, yaitu ibadah haji, puasa arafah, shalat idul adha dan penyembelehan hewan kurban serta haramnya berpuasa di hari-hari tasyrik.
1. Puasa Arafah
Hukum melaksanakan puasa arafah adalah sunnah bagi orang yang tidak dalam keadaan menunaikan ibadah haji. Puasa ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahunnya. Berdasarkan hasil hisab, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada hari Ahad Pon 11 Juli 2021 M.,sedangkan hari Arofah (9 Dzulhijjah 1442 H) jatuh pada hari Senin Legi, 19 Juli 2021 M dan Idul Adha (10 Dzulhijjah 1442 H) jatuh pada hari Selasa Pahing 20 Juli 2021 M.
Adapun keutamaan puasa arafah dapat menghapus dosa selama 2 tahun (satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudah) dapat dilihat dalam hadits riwayat muslim.

2. Memperbanyak takbir
Dituntunkan untuk memperbanyak Takbir, Tahmid, dan Tahlil yang dimulai setelah selesai shalat shubuh pada pagi hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai dengan akhir hari Tasyriq (11, 12 dan 13 Dzulhijjah). (HR. Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, dan Hakim)
Adapun bacaan takbir sebagaimana riwayat Ibnu Abi Syaibah, dan Baihaqiy dari Ibnu Masud adalah sebagai berikut

 اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

3. Shalat Idul Adha
Pada hari raya penyembelihan hewan qurban yang dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, dituntunkan untuk melakukan shalat Idul Adha yang hukumnya sunnah muakkadah (anjuran yang sangat ditekankan).
Ada beberapa hal yang hendaknya dilakukan berkenaan dengan shalat Idul Adha, yaitu :
a. Shalat Idhul Adha disunnahkan dilaksanakan pada awal waktu untuk memberi kesempatan penyembelihan hewan qurban.
b. Sebelum berangkat shalat Idul Adha, disunahkan tidak makan terlebih dahulu, juga disunnahkan agar sesuatu yang dimakan setelah shalat Idul Adha adalah daging qurban (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
c. Mengenakan pakaian yang terbagus (yang dipunyai) dan memakai wangi-wangian (tidak boleh berlebih-lebihan) . Hadits riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak.
d. Dituntunkan agar berangkat ke mushalla (tanah lapang) dengan berjalan kaki sambil bertakbir. Sedang pada waktu kembali dianjurkan untuk mengambil jalan lain, bukan jalan semula. (HR. Tirmidzi. Menurutnya hadits ini bernilai hasan).
e. Hendaklah seluruh umat Islam, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak, bahkan perempuan yang sedang haid, mendatangi tempat shalat (tanah lapang). Hanya saja, perempuan yang sedang haid hendaknya memisahkan diri dari tempat shalat dan tidak turut melakukan shalat. (HR. Bukhari dan Muslim)
f. Shalat Idul Adha hendaknya dilaksana kan di tanah lapang, kecuali jika ada halangan, misalnya hujan. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majjah)
g. Shalat Idul Adha dikerjakan tanpa seruan adzan dan iqamat.(HR. Muslim)
h. Tidak disyariatkan shalat sunnah, baik sebelum maupun sesudah shalat Idul Adha.
(HR. Imam Tujuh, lafadz dari Muslim)
i. Hendaklah dipasang sutrah (pembatas) di muka imam shalat. (HR. Bukhari dan Muslim)
j. Shalat Idul Adha dilaksanakan sebanyak rakaat, dengan cara bertakbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua. Dan tidak ada bacaan-bacaan tertentu yang dituntunkan Nabi saw di sela-sela takbir-takbir tersebut (HR. Tirmudzi dan Ibnu Majah).

k. Setelah membaca surat al-Fatihah pada rakaat pertama, imam disunnahkan membaca surat Qaf wal Quranil Majid (surat Qaf) atau al-Ala dan sesudah membaca surat al-Fatihah pada rakaat kedua membaca surat Iqtarabatis Saaah (surat al-Qamar) atau al-Ghasyiyah.. (HR. Ibnu Majah).

4. Khutbah Idul Adha
Sesudah mengerjakan shalat, hendaklah dilanjutkan dengan penyampaian khutbah Idul Adha, yang berisikan nasihat dan anjuran berbuat baik, dimulai dengan alhamdulillah.
Dari Jabir, ia berkata:Aku shalat id bersama Rasulullah, beliau terlebih dahulu shalat sebelum khutbah dengan tanpa seruan adzan dan iqamat. Selesai shalat, beliau bersandar pada Bilal, kemudian memuji dan memuliakan Nya, lalu memberi nasehat, mengingatkan orang-orang (manusia) dan memotivasi mereka untuk mentaati Allah. (HR. an-Nasai)

Dari Jabiribni Abdullah, ia berkata:Aku shalat id bersama Rasulullah, beliau terlebih dahulu shalat sebelum khutbah dengan tanpa seruan adzan dan iqamat. Selesai shalat, beliau bersandar pada Bilal, kemudian memerintahkan bertaqwa kepada Allah, memotivasi untuk mentaati Nya, memberi nasehat dan peringatan kepada orang-orang (manusia).(HR. Muslim)

Dari Abu Said al-Hudriyi berkata: Bahwa Rasulullah saw keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha ke Mushala (tanah lapang). Hal pertama yang dilakukan adalah shalat. Setelah selesai beliau berdiri menghadap jamaah, sementara mereka duduk bershaf, lalu beliau memberi nasihat, berwasiat dan memerintahkan kepada mereka. Apabila beliau ingin berhenti mengutus atau memerintahkan sesuatu, maka beliau memutus khutbahnya, kemudian kembali lagi (berkhutbah). (HR. Bukhari dan Muslim)