Keseimbangan Hidup Dunia Akhirat.
Keseimbangan hidup dunia akhirat.
Sejak diciptakan pertama kali manusia menjadi makhluk Allah yang paling mulia. Kemuliaan itu tidak lepas dari tugas yang diamanatkan oleh Allah SWT kepada Adam sebagai manusia pertama yang langsung diciptakan Allah.
Sebagai Khalifah dimuka Bumi ini, manusia diberikan kelengkapan bekal baik hati, akal dan ilmu serta kesempurnaan panca indra lainnya. Akal manusia yang diberikan oleh Allah mempunyai fungsi yang sangat urgent dalam mendukung dan membantu dalam tugas menjadi Khalifah.
Hati manusia juga tidak kalah pentingnya sebagai karunia Allah sehingga manusia dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan serta sebagai tempat menimbang salah dan benar. Tanyalah kepada hati nuranimu! Itu yang sering diungkapkan untuk mengembalikan perilaku yang menyimpang pada diri seseorang.
Tugas Khalifah yang diberikan Allah kepada manusia hanya sebatas di dunia saja. Tugas untuk memakmurkan, melestarikan dan memperbaiki serta menjaga keseimbangan alam agar tetap berjalan sesuai sunnatullah, perlu bekal yang diberikan Allah.
Bekal itu disiapkan oleh Allah untuk kelancaran dan kemudahan bagi manusia dalam mengemban amanah tersebut. Allah memberikan akal, hati dan panca indra lainnya, memberikan bimbingan dengan diturunkannya para Nabi dan Rasul serta kitab suci sebagai pedoman hidup bagi kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Berdasarkan informasi dari Allah dan rasulNya, perjalanan hidup manusia tidaklah hanya berhenti di dunia saja, tetapi kehidupan setelah di dunia akan kita masuki sebagai kehidupan abadi. Kehidupan akhirat lah tujuan akhir dari kehidupan ini menurut informasi dari Allah dan rasulNya melalui Al-Qur'an dan hadits.
Al-Qur'an yang bersumber dari Wahyu Allah SWT dan Hadis yang bersumber dari Rasul Allah menginformasikan tentang kehidupan akhirat dan balasan semua perbuatan manusia selama di dunia. Sehingga dunia menjadi tempat persinggahan atau terminal yang penting untuk menentukan nasib setiap manusia kelak di akhirat. Kata Al-Qur'an bahwa manusia wajib mencari bekal untuk akhiratnya dan sebaik-baik bekal adalah takwa.
Bahkan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda, sesungguhnya orang yang cerdas itu adalah orang yang telah menyiapkan akhiratnya ketika ada di dunia ini. Artinya selama menjalani hidup di dunia manusia tidak lupa akan tujuan hidup sesungguhnya.
Rasulullah mengajarkan kepada kita agar menjadi hidup ini seimbang antara dunia dan akhirat. Hal ini ditemukan beberapa dalil baik Al-Qur'an maupun hadits tentang keseimbangan itu. Seperti kita temukan dalam firman Allah tentang doa yang sering kita lantunkan setelah mengerjakan shalat, berdzikir, kemudian berdoa:
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارارِ
Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Albaqarah:201)
Kemudian perintah Allah juga ditemukan dalam Firman Allah Swt dalam QS. Al-Qosos:77
وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ
ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Perintah mengutamakan persiapan untuk negeri akhirat berarti bahwa manusia jangan sampai sibuk kepada kehidupan dunia yang fana ini sehingga melupakan akan negeri akhirat, sebaliknya manusia jangan sampai sibuk dengan urusan akhirat tetapi dunianya dilupakan.
Sebagai Khalifah di bumi artinya manusia harus menguasai dan mengatur dunia ini dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung ketugasannya. Mempelajari ilmu pengetahuan alam dalam istilah Al-Qur'an termasuk ayat ayat-ayat kauniyah yang harus dipelajari agar mengenal mengenal sang pencipta.
Agar ada keseimbangan antara dunia dan akhirat dalam menjalani kehidupan ini, menurut penulis yang dapat dilakukan oleh manusia adalah menjalankan ketugasan sebagai Khalifah yang harus menguasai dunia sebagai tempat tinggal sementara, tetapi juga menjalankan tugas hamba kepada Tuhannya yaitu beribadah.
Beribadah dalam arti mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi segala larangan Allah serta melakukan apa yang diijinkan. Perintah ibadah secara vertikal (hablumminallah) dan secara horizontal (hablumminanmaas). Ibadah khusus harus berpedoman pada Al-Qur'an dan hadits magbulah, sedangkan ibadah umum harus dilakukan dengan memulai niat karena Allah dengan ucapan bismillah. Keseimbangan kita dapatkan dengan menjalankan ibadah khusus sesuai dengan dalil, sedangkan semua aktivitas keduniaan tetap bernilai pahala akhirat dengan menjaga niat karena Allah semata.